Photo : Tribun |
Seorang pasukan merunduk-runduk di tempat tersembunyi, wajah coreng moreng
serta pakaian kamuflase untuk menyembunyikan keberadaanya. Mata tak boleh berkedip untuk mencari lawan dan jari terus menempel ketat di pelatuk. Ketika lawan terdeteksi, maut dia kirim dari jarak jauh dengan
sebutir peluru dari senjata laras panjangnya.
Saya rasa hal semacam itu yang pertama akan muncul dalam bayangan ketika mendengar kata sniper. Seseorang dengan kemampuan untuk menembak jitu dari jarak sangat jauh.
Tetapi imajinasi seperti itu akan porak poranda ketika bertemu dengan wanita satu ini. Sekilas dia adalah wanita pada umumnya. Meski dari baju yang dia kenakan orang akan langsung tahu bahwa dia merupakan anggota korps Bayangkara. Duduk di sofa sembari memangku sebuah tas. Kadang tempat bedak ia keluarkan untuk bercermin membenahi jilbab. Sesekali tangan kanannya menyentuh pipi untuk meratakan kosmetik yang menempel di wajah.
Saya rasa hal semacam itu yang pertama akan muncul dalam bayangan ketika mendengar kata sniper. Seseorang dengan kemampuan untuk menembak jitu dari jarak sangat jauh.
Tetapi imajinasi seperti itu akan porak poranda ketika bertemu dengan wanita satu ini. Sekilas dia adalah wanita pada umumnya. Meski dari baju yang dia kenakan orang akan langsung tahu bahwa dia merupakan anggota korps Bayangkara. Duduk di sofa sembari memangku sebuah tas. Kadang tempat bedak ia keluarkan untuk bercermin membenahi jilbab. Sesekali tangan kanannya menyentuh pipi untuk meratakan kosmetik yang menempel di wajah.
Semua segera berubah ketika sejurus kemudian jilbab hitam di kepala wanita itu harus ditutup dengan baret biru tua. Rompi anti peluru ikut dipakai menutup seluruh dada hingga perut. Sebuah senapan serbu Steyr AUG A1 disahut tangan kiri dan jejari kanan mengalungkannya di pundak. "Maaf, di sini harus steril, karena ada unsur bahan peledak," ucap Bripda Adri Chroin Ade Oktami saat meminta kepada orang selain petugas di sekelilingnya untuk menghindar demi keamanan.Sampai pada titik ini baru terlihat ternyata Adri Chroin Ade Oktami adalah seorang sniper.
Jumat (4/9/2015) pagi, Bripda Adri menunjukkan kemampuannya sebagai sniper wanita yang bertugas di Satuan Brimob Polda DIY dalam peringatan HUT ke-67 Polwan di Gedung Tri Murti Ramayana Prambanan, Sleman.
Gadis semampai itu bersiap di belakang panggung, lengkap dengan identitas sebagai pasukan elite kepolisian. Berdiri dengan gagah bersepatu PDL, memakai deker di lutut. Tangan lembut bersarung hitam memeluk erat senapan laksana bersiap perang. Sorot matanya tajam mengarah ke sebuah balon warna pink di atas panggung.
Pelan ia berjalan dari samping kiri mendekati panggung, tak banyak orang mengetahui karena tanpa dikomando MC. Wanita asal Trirenggo, Bantul itu lalu berhenti dan membidikkan Steyr ke arah balon. Sejenak dia tampak ragu. Dengan masih dalam posisi membidik, ia mengambil selangkah lebih dekat dari sasaran ke atas. Lalu menarik pelatuk senapan berat 3,6 kilogram itu dengan diikuti suara letusan. Balon pada jarak sekitar 12 meter meletus oleh peluru kaliber 5,56 milimeter yang ditembakkan Adri. Mengeluarkan spanduk kecil bertuliskan ucapan selamat HUT Polwan ke-67.
Masih langka, wanita jadi pasukan serbu. Apalagi menjadi sniper. Bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Jika mencari daftar sniper terbaik di dunia maka akan didominasi oleh kaum pria. Hanya sedikit wanita yang masuk dalam jajaran sniper terbaik di dunia. Salah satunya Lyudmila Mykhailivna Pavlichenko, penembak jitu Uni Soviet di era Perang Dunia II. Selama kariernya telah melakukan tembakan membunuh hingga 309 tentara Jerman dan masih menjadi rekor tertinggi sniper wanita. Hebatnya 36 korbannya adalah juga sniper yang ingin membunuhnya.
Adri adalah salah satu dari tiga Polwan yang bertugas sebagai pasukan khusus di Satbrimob Polda DIY. Dia merupakan satu-satunya wanita dalam pasukan lawan teror (Wanteror) Detasemen Gegana Satbrimob Polda DIY. Pusdik Brimob, Watukosek, Pasuruan, Jawa Timur membuat dia kian nyaman dengan senjata api. Dari sanalah ia kali pertama memegang senpi revolver hingga merasa kecanduan dengan laras panjang.
Tangan lembut Adri pernah memainkan beberapa senapan serbu mematikan mulai dari US Carbine, AK-47, SS-1 dan Steyr AUG A-1. Tetapi senapan tua Steyr AUG A-1 buatan pabrikan Austria Steyr Mainnlicher tahun 1978 menjadi senjata yang paling digandrungi. Karena bagi dia, pas di dekapan ketika akan dimainkan.
"Ini favorit saya, pegangannya kuat dan tak terlalu panjang," kata perempuan kelahiran 24 Oktober 1992 ini.
Senjata api memang bukan hal yang asing baginya. Karena ia lahir dari keluarga militer. Adri adalah putri kedua dari Serma TNI Surojo yang telah purna tugas. Tetapi apapun latarbelakangnya, tanpa usaha, cita-cita hanya akan menjadi sirna. Adri berjuang keras untuk memenuhi keinginan menjadi anggota Polri dan pernah gagal di tahun 2010. Dan sekarang, Adri menjadi segelintir wanita jelita yang dipercaya mengirim maut untuk musuh dari jarak jauh.
sumber : harianjogja
Belum ada tanggapan untuk "Sniper Perempuan Berhijab Asal Yogyakarta"
Posting Komentar