"Demo lagi?" Begitu curahan hati
warga kelas menengah di media sosial, menyikapi rencana aksi unjuk rasa
buruh pada Selasa (01/09) besok.
"Heran sama tuh orang-orang enggak bosen-bosennya sembari menganggu kepentingan umum bikin jalanan macet total aja," ungkap salah satu pengguna Twitter.
Sebelum
Anda ikut marah-marah, ada baiknya menyimak lima hal berikut ini untuk
mengetahui lebih jauh dan mengantisipasi akibat-akibat langsungnya,
khususnya kemacetan besok.
1. Berapa banyak dan di mana saja?
Aksi
unjuk rasa akan dilakukan di 20 provinsi di Indonesia, kata Presiden
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal kepada BBC
Indonesia.
Khusus di Jabodetabek, dia menargetkan ada sekitar
50.000 orang tetapi hingga Senin (31/08) pukul 15.00 WIB, baru sekitar
30.000 orang yang konfirmasi hadir. "Di Jakarta akan mulai pukul 10.00
WIB dengan titik kumpul di Patung Kuda," kata Said.
Namun dalam
beberapa aksi unjuk rasa sebelumnya, jumlah pengunjuk rasa bisa jauh
lebih sedikit dari jumlah yang diperkirakan atau diklaim sebelumnya.
Tak
semua serikat buruh hadir. Sebagian kelompok menolak ikut serta karena
aksi dinilai tidak murni memperjuangkan nasib buruh dan membawa isu
rasisme.
"Gerakan ini dimotori oleh serikat pendukung Prabowo,
jadi bermuatan politis dan dilakukan untuk popularitas. Lebih dari itu,
kami melihat juga ada isu yang kanan sekali, yaitu soal anti pekerja
asing," kata Paulus Suryanta Ginting, dari Pusat Perlawanan Rakyat
Indonesia - organisasi multisektor yang beranggotakan buruh, kaum miskin
kota, dan budayawan.
2. Mengapa demo lagi?
Isu
utama terkait dengan maraknya aksi pemutusan hubungan kerja akibat
kelesuan ekonomi yang digambarkan oleh Said Iqbal sebagai "suasana yang
mengancam".
Namun tak semua setuju. Suryanta mengatakan pemutusan
hubungan kerja yang terjadi belum signifikan karena selama ini bisa
diselesaikan dengan sistem kontrak atau outsourcing.
"Belum seperti yang terjadi ketika krisis 1998," klaimnya.
Namun
KSPI berargumen bahwa hingga saat ini sudah ada sekitar 100.000 buruh
yang di-PHK, termasuk buruh-buruh dari 13 perusahaan padat karya yang
tutup (di industri makanan minuman, garmen, dan tekstil), serta sejumlah
perusahaan lain yang mengurangi jumlah karyawannya.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia dalam sejumlah laporan menyebut ada sekitar 60.000 buruh tekstil yang diberhentikan karena
daya beli yang melemah dan ongkos produksi yang naik. Sementara data Kementerian Ketenagakerjaan menyebut jumlah buruh yang diberhentikan pasca-Lebaran mencapai 30.000 orang.
"Selain PHK, daya beli juga semakin menurun karena kenaikan bahan bakar minyak. Ini yang semakin memberatkan," sambung Iqbal.
3. Mana saja jalan-jalan yang ditutup?
TMC
Polda Metro Jaya, Senin (31/08) mengumumkan beberapa pengalihan arus di
seputaran Jakarta jika terjadi peningkatan konsentrasi massa. Di
antaranya:
- Bunderan HI
- Dari Semanggi/Jl. Sudirman arah ke Bunderan HI dialihkan ke Jl. Teluk Betung-Jl. Kebon Kacang/Dukuh Atas lalu Jl. Sultan Agung dan seterusnya.
- Dari Jl. Diponegoro arah ke Jl. Imam Bonjol dialihkan ke Jl. Rasuna Said.
- Dari Jl. Hayam Wuruk arah ke Harmoni dibelokan ke kiri Jl. Juanda - Pasar Baru - Lapangan Banteng dan seterusnya.
- Dari Tanah Abang arah ke Jl. Budi Kemuliaan diluruskan ke Jl. Merdeka Selatan - Tugu Tani dan seterusnya.
- Dari Jl. Merdeka Selatan arah ke Tanah Abang dialihkan ke kanan Harmoni dan seterusnya.
- Dari Jl. Kebon Sirih diluruskan ke Jl. Kebon Kacang - Tanah Abang dan seterusnya.
- Dari Tanah Abang arah ke Kebon Sirih diluruskan ke arah Tugu Tani dan seterusnya.
- Istana Negara (Jl. Medan Merdeka Utara)
- Arah Thamrin belok kiri ke Patung Kuda masuk ke Jl. Budi kemuliaan arah ke Jl. Majapahit - Harmoni dan seterusnya
- Dari Tugu Tani belok kanan arah ke Masjid Istiqlal - Pasar Baru dan seterusnya.
- Dari Jl. Juanda di alihkan ke Jl. Pasar Baru - Lapangan Banteng - Jl. Gunung Sahari dan seterusnya.
- Dari Jl. Merdeka Selatan diluruskan ke Jl. Budi Kemuliaan.
4. Apa yang dituntut?
Dalam
unjuk rasa kali ini, tuntutan utama buruh adalah kenaikan upah sebanyak
22% untuk 2016. Selain itu, mereka juga meminta program bantuan
langsung tunai untuk meningkatkan kembali daya beli yang menurun.
Pemerintah
pun diminta untuk memperketat masuknya tenaga kerja asing - terutama
dari Cina - yang walau belum banyak jumlahnya, dirasa mengkhawatirkan.
Akan
tetapi, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri dalam pernyataannya
kepada beberapa media menyebut jumlah tenaga kerja asing di Indonesia
tidak signifikan.
Pekerja asing di Indonesia, hanya sekitar 70.000
jauh lebih kecil dibandingkan jumlah angkatan kerja lokal sebanyak 129
juta, paparnya kepada Majalah Tempo. "Itukan 0,1% nya saja tidak ada.
Jadi jangan taku-takuti orang dengan isu tenaga kerja asing."
5. Apakah ujuk rasa mengganggu iklim investasi?
Staf
Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Dita Indah Sari, kepada BBC Indonesia
mengatakan bahwa demonstrasi yang dilakukan buruh tidak akan berdampak
negatif terhadap iklim usaha dan masuknya investor di Indonesia --
asalkan berlangsung aman dan tidak anarkis.
Terkait dengan
penetapan upah, Dita mengatakan akan berupaya untuk "memastikan kenaikan
upah tahun depan berada di tahap yang masuk akal," dalam artian
terjangkau bagi pengusaha dan berpihak juga pada kepentingan buruh.
"Mereka
pasti mengerti bahwa dialog antara perusahaan dan pekerja harus kuat,"
katanya. "Kami ingin serikat pekerja juga menjadi bagian dari solusi,
setidaknya memberi masukan-masukan untuk mengatasi masalah."
sumber : bbc
sumber : bbc
Belum ada tanggapan untuk "5 hal tentang demo buruh 1 September 2015"
Posting Komentar