photo : media.iya |
Gelagat-gelagat teman yang sebentar lagi mau nikah itu bisa kebaca. Gak
pernah nongol di grup, tahu-tahu nyapa semua anak di sana. Gak ada
angin gak ada ujan, tiba-tiba nanya sibuk apa enggak dan minta ketemuan.
Yah, minimal minta alamat rumah lah buat kirim undangan.
Kamu pasti udah hafal.
Menyaksikan teman-teman dekatmu menikah satu per satu udah pasti bikin kamu terinspirasi. Kagum rasanya sama keberanian dan keberuntungan
mereka di usia semuda ini. Gak kayak kamu, mereka sudah punya pasangan
berbagi janji sehidup-semati. Hidup rasanya terus maju,
gak terus-terusan begini.
Pastinya ini bikin kamu ngerasa campur aduk. Di satu sisi kamu
bahagia buat mereka, di sisi lain kamu merasa kehilangan sekaligus harus
menghadapi tekanan orang yang menyuruh kamu cepat nyusul. Padahal,
punya calon aja belum, hih!
Kayak apa sih rasanya punya teman-teman dekat yang udah nikah, sementara kamu masih
sendiri?1. Semua orang tahu kamu belum punya calon. Terus… kenapa mereka masih nanya kapan kamu nyusul?!
Paling gak ngerti kalau orang-orang nanya yang satu ini. Iya sih,
mungkin basa-basi… Tapi terus mereka ngarep jawaban apaa? ‘Kan udah tahu
calonnya aja belom ada~
“Kapan nikah? Yah kira-kira 3 jam 20 detik lagi…” *sambil liat jam tangan*
“Kapan nikah? Yah kalo gak hari Sabtu ya hari Minggu.” (jawaban standar)
2. Kalo udah ditanya, kamu bisa apa lagi selain minta doa?
“Didoain aja deh ya…”
“Iya, doain aja cuy.”
“Minta doanya ya.”
Kamu minta doa terus, kayak anak baru sunat.
3. Belum lagi pas orangtua bicara. Nanya kenapa semua teman udah nikah sampai bilang langsung ke kamu, “Mama mau cucu.”
4. Biar masih sendiri, sebenarnya kamu senang menyaksikan teman-teman bertransformasi. Bangga pula saat kamu masih dianggap bagian dari kehidupan baru mereka
Walau sampai sekarang masih sendiri, kamu sebenarnya bisa bahagia
juga melihat teman-teman dekatmu satu per satu bertransformasi menjadi
suami atau istri. Rasanya haru dan tak menyangka karena baru beberapa
tahun sebelumnya kamu dan mereka hanyalah sekumpulan anak urakan yang
hobinya makan, karaoke, dan keluyuran.
Ada rasa bangga juga ketika hubungan kalian gak berhenti hanya karena
dia sudah menikah. Justru kamu diterima sebagai bagian dari lembar
hidupnya yang baru. Dia bakal jadi orang yang berbeda tapi sebagai
teman, kamu memilih tetap setia.
5. Galau sih, tapi… Yah… Gak segitunya juga… Eh…
Iya, punya temen deket yang satu per satu mulai naik ke pelaminan itu meninggalkan aftertaste berupa kegalauan
Gak bisa dipungkiri. Walau kamu senang melihat teman-temanmu satu per
satu melangkah menuju kehidupan baru, sedikit banyak ada rasa galau
juga yang berkelebat di kepala.
“Duh, gue kapan ya?”
“Kalau dulu gue gak putus, mungkin malah udah duluan. Mungkin dateng ke kondangan gak usah sendirian…”
“Si Agni udah sukses nikah sama Eli. Lah gue? Kerjaannya masih nyari-nyari. Sampe ditawarin taaruf segala dong.”
6. Mau gak mau ada sedikit rasa kehilangan. Gak seperti dulu, teman-temanmu gak lagi bisa available setiap saat
Memang benar sih, kamu tetap ada di dalam hidup barunya. Sosokmu
sebagai teman selama bertahun-tahun lamanya tidak mungkin
tergantikan.Tapi namanya juga salah satunya udah nikah, pasti fokus udah
beda. Walau masih teman, sedikit banyak kamu tetap merasa kehilangan.
Dulu kamu dan dia masih bisa sering kelayapan bareng. Sekarang, susah
buat dia keluar malam tanpa ijin suami/istri. Sudah diijinin pun pasti
gak enakan kalau main-main sampai pagi.
Gak cuma itu, kamu sekarang gak lagi bisa asal main ke rumahnya.
Harus tanya dulu apa dia lagi sibuk, karena gak enak sama suaminya.
Bukan salahnya dia, bukan salah siapa-siapa. Cuma itu faktanya aja.
“Ditinggal nikah” itu ternyata gak cuma berlaku buat mantan, tapi juga buat teman.
7. Ngobrol sama teman yang udah nikah jadi beda rasanya. Kadang kamu serasa bicara sama dua orang berbeda dalam satu badan yang sama
“Ini aku lagi ngobrol sama kamu atau istrimu sih? Hahaha.”
Namanya juga suami-istri. Pikiran mereka pasti udah saling
terhubung satu sama lain dan saling mempengaruhi. Wajar aja tiap kamu
ngobrol sama dia kamu serasa ngobrol sama suami atau istrinya juga.
“Ntar pas mau pulang kita mampir martabak ya.”
“Gue kira lu gak suka martabak?”
“Iye, buat bini.”
“Widiiih…”
8. Ketika akhirnya mereka punya anak, kamu diam-diam bertanya-tanya kapan bisa diberi anugerah yang sama
Rasanya seru melihat teman-temanmu sekarang bertransformasi utuh
menjadi seorang ayah atau ibu. Kebahagiaan mereka tak bisa ditahan-tahan
lagi, terpancar jelas di wajah dan kalimat mereka padamu. Kamu sedikit
iri melihat mereka sibuk menggendong anaknya, memberi susu, bermain-main
sambil bercanda dengannya.
Tak pelak kamu bertanya-tanya kapan bisa diberi oleh Tuhan anugerah yang sama. Tapi… mau bikin anak sama siapa… *backsound: “Sudah terlalu lama sendiri~~”
9. Apa daya, sampai sekarang aja kamu bahkan gak tahu mau malam Mingguan sama siapa…
Boro-boro mikir soal pasangan hidup. Kalau kamu ditanya mau malam
Mingguan sama siapa, kamu gak bakal tahu deh apa jawabannya. Ya
gimana, udah biasa banget Sabtu malam dihabiskan cuma masak mie instan,
baca buku, nonton film atau main kucing. Maaf, tidak biasa bersama
manusia yang lain…
10. Orang-orang mulai menginvestigasi kenapa sampai sekarang kamu masih sendiri. Ada yang nuduh kamu pilih-pilih, padahal punya pilihan aja enggak…
Temen: “Mana gandengannya? Kok sendiri terus sih?”
Kamu: “Lah, mana aku tahu…” *pasrah*
Temen: “Huuu… Kamu siiih… pemilih!”
Kamu: “Ya kali milih-milih, punya pilihan aja enggak~~~” *joget pinguin*
Sepanjang kesadaranmu sih, kamu sudah berusaha menjaga hati dan
pikiran supaya terbuka. Kalau ada yang menghampiri, gak akan kamu tolak
kok, ya ladeni saja. Siapa tahu nyambung dan sama-sama nyaman juga ‘kan.
Sayangnya, entah kenapa sampai sekarang jarang banget ada yang
menghampiri. Sedih karena yang terjadi justru lebih sering sebaliknya:
kamu menyimpan rasa tapi gak dibalas sama orangnya…
11. Yang paling gak enak adalah reuni. Mereka bawa anak-anaknya, kamu cuma bawa harapan beserta doa
Kamu: “Ehh, baby Ester sekarang udah gede ya? Udah berapa tahun umurnya? Hayo sini main sama Tante!”
Anaknya temen: “Tante kok gak bawa anaknya biar Ester ada temennya?”
Kamu: “Tante ‘kan belum punya anak, Ester…”
Anaknya temen: “Lho kok bisa?!”
Saat reuni tentu kamu harus duduk semeja dengan teman-teman yang
sekarang sudah jadi ibu-ibu dan bapak-bapak. Masing-masing bawa
anak-anak mereka yang lucu-lucu, sementara kamu cukup bawa diri. Kalau
ditanya “Sendiri aja nih?” tinggal bilang “Gak, ini sama harapan dan
doa…” Semoga cepet ketemu jodoh, maksudnya.
12. Harus diakui, kadang hidup terasa monoton dan berputar di situ-situ aja.
Buat banyak orang, menikah adalah tahapan hidup yang lebih penuh
tanggung jawab, yang selanjutnya. Kadang ini bikin kamu yang belum
menikah merasa hidupmu stuck di situ-situ aja, gak berkembang ke arah yang lebih dewasa.
Saat temanmu yang sudah menikah sibuk bersih-bersih rumah karena mau
kedatangan mertua, kamu bisa santai-santai aja di kamar dan bangun
siang. Teman kamu sering update destinasi liburan weekend-nya bareng suami, kamu sih lebih sering ke mall sendiri.
Dalam hati kamu bertanya-tanya kapan saatnya kamu bisa seperti
mereka. Minta izin ke bos buat gak masuk kerja karena anak sakit, bisa
bilang “Iya nih, buat istri gue” pas beli martabak, nolak
kongkow-kongkow karena duit harus ditabung buat ngajak
keluarga jalan-jalan. Hmmm….
13. Tapi, masih sendiri bukan berarti kamu gak bertanggung jawab. Justru ini momen tepat untuk belajar jadi lebih hebat
Cuma karena kamu belum nikah, bukan berarti hidupmu harus tanpa arah.
Itu sih pemikiran yang salah! Memangnya kamu nggak bisa jadi orang
dewasa cuma gara-gara kamu single? Memangnya kamu gak bisa bertanggung jawab cuma gara-gara belum jadi orangtua?
Yaela~~
Daripada galau dan mengutuki hidup yang sendiri ini, kamu justru bisa:
- Bersih-bersih kamar kost. Walaupun jarang ada tamu, ada orang yang tinggal di situ. Dan orang yang tinggal di situ berhak merasa nyaman!
- Mulai nabung buat KPR, biar gak nge-kost terus seumur hidup
- Kirim duit ke orangtua
- Nulis tesis
- Belajar nyetir mobil
Masih sendiri bukan berarti kamu gak bertanggung jawab. Justru ini momen paling tepat buat belajar jadi lebih hebat.
14. Gini-gini, ada enaknya juga sih masih bebas dan sendirian. Saat mau memutuskan sesuatu, gak ada orang lain yang juga harus dipikirkan
Banyak orang yang udah ngebet nikah suka lupa, belum nikah pun juga
banyak nikmatnya. Kamu lebih bebas menentukan apa saja karena memang
belum hidup untuk berdua. Tiba-tiba pengen sesuatu, begitu punya duit ya
tinggal beli aja. Tiba-tiba pengen pergi ke tempat tertentu, nabung
bentar, urus cuti, kelarin tugas kuliah, pergi deh. Ada undangan
kawinan? Ambil baju paling bagus, dandan bentar, jangan lupa senyum,
langsung cus!
Sebenarnya hidupmu sama hidup teman-teman yang udah nikah tuh
sama-sama aja kok. Ada sedihnya, banyak bahagianya, penuh momen-momen
bikin ngakaknya. Ya udah~
15. Kamu gak hidup di sirkuit balap-balapan, menikah bukan soal cepat-cepatan. Dan pada jam dan detik yang tepat nanti, kamu tak perlu lagi cemas sendiri
Ada orang yang memang mau nikah muda. Ada yang mau sama, tapi
jatuhnya gak muda-muda amat. Ada yang gak mau nikah muda dan memang baru
nikah setelah benar-benar dewasa. Ya udah, toh hidup bukan soal siapa
yang bisa cepat-cepatan menyalip. Tiap orang punya trek-treknya sendiri
dan gak ada garis finish yang harus buru-buru dilalui.
Entah itu besok, bulan depan, atau 5 tahun kemudian, akan tiba
saatnya di mana kamu gak perlu khawatir lagi sendiri. Entah karena
memang sudah ada yang menemani, entah karena memang kamu nyaman dengan
hidup yang sudah kamu pilih ini.
Tenaaang. Semua itu udah ada yang ngatur. Percaya ‘kan?
sumber : hipwee
Belum ada tanggapan untuk "15 Hal yang Kamu Alami Saat Ditinggal Nikah Teman-teman Padahal Kamu Masih Sendiri"
Posting Komentar